Diposting oleh http://mimindigenous.blogspot.com/ | 0 komentar

Madrasah Intelektual Muhammadiyah: Membangun Nalar Kritis, Memecah Paradigma Positivis

Yogyakarta– Bidang Riset dan Keilmuan PC IMM AR Fakhruddin Kota Yogyakarta usai menyenggarakan training keilmuan Madrasah Intelektual Muhammadiyah (MIM) bertempat di Pondok Ahmad Dahlan, Tamanan, Bantul pada Sabtu (23/4).

Kegiatan yang bertema “Membangun Landasan Filosofis Menuju Paradigma Ilmu Emansipatoris” ini berlangsung selama enam hari, 14 – 23 April. Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari masing-masing komisariat di IMM AR Fakhruddin. Kegiatan berupa membaca, diskusi dan presentasi materi. Selama enam hari lamanya peserta diwajibkan untuk mendalami rangkaian materi yang sifatnya tematik.

MIM merupakan kegiatan rutin IMM AR Fahruddin yang dihelat setiap setahun sekali. Selain untuk mengasah perspektif ilmu para kader, tujuan dari training tersebut merupakan aktualisasi dari trilogi IMM, yakni religiusitas, intelektualias, dan humanitas. Target peserta MIM adalah kader tahun kedua komisariat, hal ini untuk menindaklanjut ideologisasi yang telah berlangusung selama tahun pertama.

“Agar ideologisasi tidak bersifat doktriner, maka penting untuk membekali kader dengan keilmuan berbasis filososfis untuk membangung daya critical thinking. Maka, ketika ada hal yang tidak sesuai di Organisasi maupun persyarikatan, kader mampu merespon dengan nalar kritis,” tegas Dewi.

Rangkaian materi yang didalami oleh peserta MIM hampir seluruhnya bersifat filosofis. Dimulai dari pengantar filsafat ilmu, periodesasi filsafat dari klasik hingga kontemporer, sosiologi, pemikiran Islam kontemporer, aliran tologi Islam, hingga pemikiran tokoh-tokoh bangsa. “Dengan tema yang ada, tujuannya kami ingin memecah paradigma postitivisme dalam keilmuan, agar kader memiliki keberpihakan di setiap disiplin ilmu yang digeluti. Keberpihakan yang sesuai amanat Al-Ma’un,” ujar Dewi, selaku Kabid Riset dan Keilmuan IMM AR Fakhruddin. (ds)

0 komentar: