Diposting oleh http://mimindigenous.blogspot.com/ | 0 komentar

Pertaruhan Israel di Jalur Gaza

Oleh : Zain Maulana

Setelah melakukan serangan udara ke wilayah permukiman di Jalur Gaza, Israel kini meningkatkan agresi militernya dengan mengirimkan pasukan untuk melakukan operasi militer darat ke wilayah Gaza. Operasi darat Israel ke Gaza memiliki arti bahwa Pemerintah Israel telah meningkatkan status operasi militer ke wilayah tersebut. Jika serangan udara Israel dapat dimaksudkan sebagai bentuk shock therapy kepada gerakan perlawanan yang berada di Gaza, operasi darat mengindikasikan adanya target tertentu yang harus dicapai melalui intensifikasi serangan darat. Seperti yang diungkapkan oleh pejabat pemerintahan Israel, tujuan dari operasi tersebut adalah untuk melakukan demiliterisasi Gaza atau dengan kata lain Pemerintah Israel ingin menghancurkan perlawanan Hamas dan kekuatan pasukan perjuangan lainnya yang selama ini dianggap sebagai ancaman terbesar. 

Konsekuensi operasi darat

Mobilisasi pasukan militer Israel ke Jalur Gaza tentu saja akan berdampak besar terhadap konflik yang sedang terjadi di wilayah tersebut. Setidaknya ada dua konsekuensi serius yang akan ditimbulkan operasi darat militer Israel ke wilayah Gaza. Pertama, meskipun saat ini Israel mengirimkan pasukannya dalam jumlah dan kekuatan yang terbatas ke wilayah perbatasan Gaza, namun operasi darat tersebut menuntut hadirnya pasukan militer dalam jumlah besar dan peralatan berat militer mengingat tujuan dan target yang ingin dicapai tidaklah mudah. Akibatnya, serangan ke wilayah Gaza dipastikan akan meningkat dan meluas, sebab operasi darat pasti akan tetap di dukung oleh serangan-serangan udara untuk membantu pasukan darat dalam melakukan misinya. Oleh karena itu, serangan yang bersifat intensif dengan pengerahan persenjataan berat menjadi tidak terhindarkan dalam sebuah operasi militer darat.

Kedua, operasi darat ke wilayah Gaza akan berubah menjadi perang kota antara militer Israel dengan pejuang Hamas dan gerakan perlawanan lainnya. Dalam operasi ini, meskipun Israel menargetkan terowongan-terowongan yang selama ini digunakan oleh pejuang Hamas untuk bersembunyi dan menyimpan persenjataan, namun demikian perang terbuka di wilayah permukiman antara kedua pasukan akan sulit dihindari.

Untuk dapat mengalahkan pasukan Hamas dan melakukan pelucutan senjata di Gaza, pasukan Israel tidak punya pilihan selain melakukan peperangan di wilayah tersebut sehingga perang juga mungkin akan berlangsung di wilayah padat penduduk di kota Gaza. Perang kota akan membuat situasi di Gaza semakin memburuk bagi masyarakat sipil akibat terhentinya bantuan internasional dan bertambahnya korban jiwa akibat perang. Oleh karena itu, serangan darat Israel akan menjadi kontraproduktif bagi terciptanya perdamaian di wilayah tersebut. Operasi darat hanya akan menjadikan konflik semakin meruncing dan meluas, memperburuk kehidupan masyarakat Gaza dan tentu saja perdamaian tidak akan pernah terwujud. Dalam hal ini, Israel keliru bahwa dengan melakukan demiliterisasi Gaza maka konflik di Palestina akan berakhir.

Pertaruhan Israel

Ketika operasi darat dilakukan untuk melakukan demiliterisasi Gaza, maka tidak ada pilihan lain bagi Israel selain menuntaskan misinya hingga selesai. Catatan penting bagi Pemerintah Israel adalah bahwa perang darat di wilayah Gaza tidak akan mudah bagi pasukan Israel sebab militer Israel tidak lebih mengenal wilayah tersebut daripada para pejuang Hamas dan gerakan perlawanan lainnya yang berbasis di Gaza. Dalam perang kota, selain kekuatan militer yang memadai, strategi dan taktik perang dan penguasaan medan juga akan menjadi kunci siapa yang akan lebih unggul dalam perang tersebut. Secara politik, kegagalan Israel dalam mencapai targetnya dalam operasi tersebut, berarti kemenangan bagi Gaza.

Selain itu, patut disadari bahwa kekuatan Hamas saat ini jauh lebih besar daripada ketika Israel melakukan agresinya di tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, Hamas memiliki roket yang hampir mampu mencapai Tel Aviv, drone atau pesawat tanpa awak untuk melakukan pengintaian, maupun strategi perang yang lebih baik hingga mampu menggagalkan sejumlah aksi penyusupan pasukan Israel di wilayah pantai Jalur Gaza.

Dengan demikian, dalam perang kota tersebut, pilihan bagi Israel adalah melanjutkan misi operasi militernya dengan konsekuensi akan mendapatkan kecaman lebih keras dari dunia internasional dan kemungkinan gagal dalam serangan tersebut. Atau sebaliknya, menarik kembali pasukannya dari wilayah perbatasan Gaza sebelum masuk lebih jauh dengan konsekuensi akan menjadi preseden buruk bagi Pemerintah Israel dalam konflik dengan Palestina dan akan kehilangan kredibilitas maupun kehormatannya terutama di mata rakyatnya sendiri maupun negara pendukungnya karena dianggap gagal menghentikan perlawanan Hamas. 

Sumber : Tulisan ini pernah dimuat di Republika dan ini versi webnya (Klik)


0 komentar: