Refleksi; IMM Sebagai Gerakan Pembebasan
Oleh : Halim
Sedyo Prasojo*)
“Islam adalah Agama yang realistis
dan mencintai alam, kekuatan, keindahan, kelimpahan, kemajuan, dan keterpenuhan
segala kebutuhan manusia”.
Ali Syari’ati
Ali Syari’ati
Bahwasanya
umat Islam diajak untuk tunduk kepada Allah dan didorong untuk memberontak
melawan penindasan, ketidak-adilan, kebodohan, serta ketiadaan persamaan
(ketimpangan).
Islam
berarti sebagai ketundukan kepada prinsip-prinsip kebenaran, kesetaraan sosial,
cinta, dan prinsip-prinsip lain yang melandasi berdirinya suatu komunitas yang
bebas dan setara. Islam bukanlah ide baku atau suatu sistem ritual-ritual,
upacara-upacara dan lembaga-lembaga yang kaku, melainkan suatu prinsip
progresif yang selalu menghapuskan tatanan-tatanan yang lama. Musa menghapus
tatanan sosial yang dibangun Ibrahim. Isa mencabut tatanan ekonomi Musa.
Muhammad SAW menghapus lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang dibangun oleh
nabi-nabi sebelumnya. Tetapi semuanya saling menegaskan kebenaran satu sama
lain. Kebenarannya adalah bahwa semua manusia adalah setara. Mereka harus
jujur, berkata benar, dan berjuang melawan kekuatan-kekuatan jahat,
diskriminasi, penindasan, dan kepalsuan. Lembaga-lembaganya boleh berubah,
adat-istiadatnya juga boleh bervariasi, tetapi kebenaran, kesetaraan dan
persaudaraan tetap tinggal sebagai prinsip-prinsip masyarakat yang bebas, adil,
dan egaliter.
IMM
sebagai gerakan mahasiswa selayaknya menjadi garda terdepan dalam membela
kepentingan rakyat. IMM harus selalu kritis terhadap berbagai kebijakan
pemerintah yang mengakibatkan semakin sengsaranya rakyat miskin. Banyak para
pengamat menganalisa kemiskinan yang terjadi di Indonesia adalah bukan hanya
karena rakyat malas dan mempunyai karakter yang kurang bekerja keras, namun
ternyata banyak disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang dilakukan secara
terstruktur. Bagaimana kebijakan pemerintah selalu menguntungkan bagi
segelintir kaum yang memiliki modal saja, dan tidak pernah mempertimbangkan
bagaimana nasib rakyat kebanyakan.
Sesuai
dengan gerakan Muhammadiyah yaitu Amar Ma’ruf Nahi Munkar, maka inilah yang
seharusnya menjadi paradigma bagi kader-kader IMM untuk selalu kritis melihat
fenomena yang ada.
"Jika Musa jado pembebas bangsa Israel, maka Muhammad SAW adalah pembebas bagi seluruh umat manusia"
*) Mantan Ketua Umum PC IMM AR. Fakhruddin 2008-2009
Sumber tulisan (Blog IMM AR. Fakhruddin)
0 komentar: