Diposting oleh http://mimindigenous.blogspot.com/ | 0 komentar

Refleksi; IMM Sebagai Gerakan Pembebasan


Oleh : Halim Sedyo Prasojo*)

“Islam adalah Agama yang realistis dan mencintai alam, kekuatan, keindahan, kelimpahan, kemajuan, dan keterpenuhan segala kebutuhan manusia”.
Ali Syari’ati

Bahwasanya umat Islam diajak untuk tunduk kepada Allah dan didorong untuk memberontak melawan penindasan, ketidak-adilan, kebodohan, serta ketiadaan persamaan (ketimpangan).

Islam berarti sebagai ketundukan kepada prinsip-prinsip kebenaran, kesetaraan sosial, cinta, dan prinsip-prinsip lain yang melandasi berdirinya suatu komunitas yang bebas dan setara. Islam bukanlah ide baku atau suatu sistem ritual-ritual, upacara-upacara dan lembaga-lembaga yang kaku, melainkan suatu prinsip progresif yang selalu menghapuskan tatanan-tatanan yang lama. Musa menghapus tatanan sosial yang dibangun Ibrahim. Isa mencabut tatanan ekonomi Musa. Muhammad SAW menghapus lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang dibangun oleh nabi-nabi sebelumnya. Tetapi semuanya saling menegaskan kebenaran satu sama lain. Kebenarannya adalah bahwa semua manusia adalah setara. Mereka harus jujur, berkata benar, dan berjuang melawan kekuatan-kekuatan jahat, diskriminasi, penindasan, dan kepalsuan. Lembaga-lembaganya boleh berubah, adat-istiadatnya juga boleh bervariasi, tetapi kebenaran, kesetaraan dan persaudaraan tetap tinggal sebagai prinsip-prinsip masyarakat yang bebas, adil, dan egaliter.

IMM sebagai gerakan mahasiswa selayaknya menjadi garda terdepan dalam membela kepentingan rakyat. IMM harus selalu kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang mengakibatkan semakin sengsaranya rakyat miskin. Banyak para pengamat menganalisa kemiskinan yang terjadi di Indonesia adalah bukan hanya karena rakyat malas dan mempunyai karakter yang kurang bekerja keras, namun ternyata banyak disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang dilakukan secara terstruktur. Bagaimana kebijakan pemerintah selalu menguntungkan bagi segelintir kaum yang memiliki modal saja, dan tidak pernah mempertimbangkan bagaimana nasib rakyat kebanyakan.

Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah yaitu Amar Ma’ruf Nahi Munkar, maka inilah yang seharusnya menjadi paradigma bagi kader-kader IMM untuk selalu kritis melihat fenomena yang ada. 

"Jika Musa jado pembebas bangsa Israel, maka Muhammad SAW adalah pembebas bagi seluruh umat manusia" 

*) Mantan Ketua Umum PC IMM AR. Fakhruddin 2008-2009
Sumber tulisan (Blog IMM AR. Fakhruddin)


0 komentar: