Diposting oleh http://mimindigenous.blogspot.com/ | 0 komentar

Rountable Discussion 1

 Dasar Pemikiran 
 
Salah satu isu strategis yang dihadapi oleh Indonesia adalah bahwa  negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini sedang memasuki sebuah era baru, Asean Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN?MEA). Corak masyarakat baru ini akan ditandai oleh proses liberalisasi akan terjadi di pelbagai aspek, seperti jasa bisnis, komunikasi, teknologi informasi, konstruksi, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan sebagainya.  Proses tersebut Kesiapan bangsa Indonesia memasuki era baru tersebut memang belum sepenuhnya.  Kesiapan bangsa Indonesia memasuki era baru tersebut belum sepenuhnya dimbangi oleh penguatan wacana dan gerakan yang sistematis dari masyarakat akar rumput. Oleh karena itu, organisasi-organisasi masyarakat sipil dan kaum intelektual Islam  memiliki peran strategis dalam merumuskan wacana baru serta agenda aksi untuk memperkuat kesiapan bangsa Indonesia di masa depan. Masalah-masalah sosial-ekonomi yang masih kasat mata saat ini, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pendidikan yang belum merata adalah beberapa indikator yang dapat memicu masalah-masalah baru, seperti inferioritas, perasaan teralienasi, meningkatnya angka kriminal, radikalisme, dan melemahnya daya saing. Bagaimana Islam berkemajuan didefiniskan dalam era baru tersebut? Bagaimana memproyeksikan konsep Islam berkemajuan di era globalisasi? Bagaimana strategi penguatan edukasi masyarakat dalam kacamata kaum intelektual Islam? Bagaimana membingkai spirit [teologi/fikih] ‘al-Maun’ di era globalisasi? Apa indikator kesiapan umat Islam Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN?   
 
Tema “Pencarian Wacana Baru  dan Perumusan Model Aksi Islam Berkemajuan”
 
Tujuan 
  1. Menajamkan  konsep Islam berkemajuan dalam konteks pembangunan Indoensia secara lebih terukur. 
  2. Merumuskan gagasan  model aksi alternatif dalam memaknai konsep Islam berkemajuan.
  3. Memperkuat jaringan dan komunikasi di kalangan intelektual dan aktivis muda Muhammadiyah.

0 komentar: