Parpol Mahasiswa Wujud Demokratisasi Kampus
Aminuddin Anwar *)
Partai politik
(Parpol) mahasiswa barangkali masih terdengar asing di dalam dunia
kemahasiswaan. Tidak dapat dinapikan bahwa kehadiran Parpol mahasiswa dapat
menjadi pembelajaran politik yang efektif bagi mahasiswa sebelum terjun
langsung ke dunia perpolitik praktis atau partai politik. Disini politisi
mahasiswa dituntut untuk professional dalam bergerak dan menjalankan roda
kepartaian. Menurut informasi ternyata untuk permulaan pemilu hampir diseluruh
kampus Indonesia terdeteksi tanpa menggunakan system parpol mahasiswa dalam
menjalankan pemilihan umum (pemilu) untuk Eksekutif (Presiden dan Wakil
Presiden) dan legislative ( Dewan Perwakilan Mahasiswa). Namun dalam
perkembangan perpolitikan mahasiswa ternyata perlu untuk menggunakan suatu
system yang mengaspirasikan suara dari keseluruhan mahasiswa sehingga hampir di
setiap kampus di Indonesia untuk sekarang ini menggunakan pemilu dengan adanya
parpol mahasiswa.
Kehadiran
Parpol
mahasiswa di kampus akan memberikan banyak manfaat yaitu: pertama,
Menciptakan pola baru dalam perpolitikan mahasiswa karena praktik
pemilu yang biasa diselenggarakan di kampus selama ini kurang merebut
simpati
dan partisipasi mahasiswa bahkan cenderung monoton. Kedua, Dalam rangka
mewujudkan demokratisasi kampus. Istilah demokrasi di kampus akan
memiliki makna
“ dari mahasiswa-oleh mahasiswa-untuk mahasiswa “ secara jelas bahwa
semuanya
berkaitan dengan kemahasiswaan jadi perlu dihindari boncengan stakeholders atau orang yang
berkepentingan yang mempunyai misi tertentu dengan terpilihnya wakil-wakil
mahasiswa di lembaga kemahasiswaan.
Hal-hal
seperti ini akan menyadarkan posisi lembaga kemahasiswaan untuk serius
menunaikan amanah untuk memperjuangkan dan memfasilitasi kepentingan mahasiswa
bukan untuk memperjuangkan kepentingan- kepentingan pihak tertentu. Kalau
pemerintah sesungguhnya pelayan rakyat maka pemerintah mahasiswa adalah pelayan
mahasiswa. Ketiga, untuk meningkatkan daya partisipasi mahasiswa dalam pemilu. Karena
kalau kita melihat dalam pemilu mahasiswa antusias dari mahasiswa itu sendiri
kurang sekali padahal ini adalah wujud partisipasi mahasiswa untuk memilih
calon yang visi dan misinya sesuai dengan apa yang dia harapkan sehingga secara
otomatis mahasiswa akan menjatuhkan pilihan untuk lembaga eksekutif dan legislative
pada apa yang secara jelas mempunyai inisiatif untuk memperjuangkan kepentingan
mahasiswa jadi persaingan yang terjadi secara sengit antar kelompok mahasiswa
memperebutkan simpati mahasiswa untuk memenangkan pemilu terjadi secara sehat
dan untuk pembelajaran perpolitikan mahasiswa. Kadang mereka juga disibukkan
dengan urusan- urusan kuliah sehingga mahasiswa tahu tetapi tidak mau tahu apa yang
sedang terjadi di kampus.
Keempat,
menguatkan legitimasi keberadaan lembaga mahasiswa yang selanjutnya lembaga
tersebut akan diakui legtimasinya yang selama ini dipertanyakan birokrat kampus
dan kalangan mahasiswa sendiri. Kelima, melaksanakan pendidikan politik dan
menumbuh kembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban politik mahasiswa dalam
kehidupan lembaga mahasiswa, karena pendidkan di kampus yang akan berbicara
tentang politik yaitu hanya mahasiswa ISIPOL khususnya Ilmu Pemerintahan yang
backgroundnya adalah masalah perpolitikan tetapi bisa juga kita dari Ekonomi,
FAI, Kedokteran dan lain-lain mempraktikan perpolitikan dengan adanya pemilu
seperti itu. Keenam, menyerap, menyalurkan dan memperjuangkan kepentingan
mahasiswa dalam pembuatan kebijakan lembaga mahasiswa melalui BEM dan Senat
sehingga ada suatu persiapan untuk mengisi jabatan- jabatan politik sesuai
mekanisme demokrasi.
Berbagai
parpol mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda-beda mengikuti pemilu
sekaligus mengendarai parpol yang berbeda setidaknya telah menunjukkan dinamika
perpolitikan mahasiswa yang cukup menarik dipelajari dan pada akhirnya mewujudkan
demokratisasi di kampus. Apakah sebuah pemilu mahasiswa akan benar- benar
mencerminkan mahasiswa yang berdaulat? Kalau dilihat dari perkembangan pemilu
mahasiswa yang kita ketahui bahwasanya pemilu itu hanya akan menampung
kepentingan dari suatu kelompok yang memenangkan pemilu sehingga tiap kelompok
akan berusaha untuk memenangkan pemilu tersebut.
Pemilu
mahasiswa merupakan ajang dimana mahasiswa dapat menyalurkan aspirasi untuk
kemajuan di kampus dari segi kemahasiswaan melalui lembaga-lembaga yang ada
sehingga wujud dari demokrasi kampus itu akan nampak secara nyata. Dengan
adanya parpol sebagai sarana maka akan menunjukkan persaingan sengit pada tahap
kemahasiswaan dalam rangka untuk mengidealkan keberadaan pemerintahan mahasiswa
“student government “. Kemajuan pembelajaran perpolitikan mahasiswa semoga akan
menjadikan suatu pembelajaran yang akan menjadi pemimpin bangsa ini di masa
depan sehingga dengan adanya pembelajaran politik di lingkungan kampus akan
menciptakan seorang pemimpin yang ideal di masa depan. Tetapi hari ini banyak
mahasiswa yang tidak mengetahui siapa presiden mahasiswanya? Semoga perubahan
akan terjadi dengan kesadarannya akan peran tiap mahasiswa dalam menentukan
pemimpinnya di kampus dan juga para pemimpin yang berada pada lembaga di kampus
dapat mengoptimalkan pekerjaannya dan menjadi seperti yang diharapkan.
Tulisan yang menginspiratif.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus