Amien Rais: Muhammadiyah Perlu Direkonstruksi
MALANGA, KOMPAS.com — Dewan Pembina Muhammadiyah Amien Rais menyatakan, pemikiran Muhammadiyah saat ini sudah waktunya untuk direkonstruksi, terutama yang berkaitan dengan rohul jihad.
"Kita harus terus melakukan perbaikan melalui revisi dan rekonstruksi pemikiran sebagai antisipasi perkembangan dan tantangan-tantangan dunia ke depan, termasuk jiwa rohul jihad-nya," kata Amien setelah memberikan ceramah Tabligh Akbar Muhammadiyah di Gedung UMM Dome Malang, Minggu (28/6).
Tantangan dunia ke depan yang harus dihadapi, kata Amien, berbeda dari beberapa tahun lalu. Sekarang lebih berat terutama yang berkaitan dengan ekologi dan ketersediaan pangan dunia dengan jumlah penduduk sekitar 7 miliar jiwa.
Karena itu, katanya, divisi penelitian dan pengembangan yang ada di seluruh Universitas Muhammadiyah harus melakukan kajian sedini mungkin dan hasilnya nanti bisa dipaparkan sebagai masukan dalam Muktamar Muhammadiyah Tahun 2010 di Yogyakarta.
Mantan Ketua MPR itu mengakui, saat ini warga Muhammadiyah mulai agak melempem dalam hal berkorban dalam bentuk sedekah, infak, dan bentuk-bentuk amal lainnya sehingga berdampak pada kelangsungan perguruan Muhammadiyah, terutama Taman Siswa-nya.
Mungkin saja, katanya, kondisi tersebut merupakan dampak dari "rembesan" sikap global masyarakat yang cenderung mengarah pada hal-hal yang berbau materialistis sehingga amal jariah, sedekah, dan infak untuk meningkatkan kualitas generasi muda Muhammadiyah tidak lagi menjadi prioritas.
Sampai saat ini, kata Amien, Muhammadiyah masih tetap kokoh, dinamis, dan berkembang pesat, tetapi sikap warganya sudah tidak seperti dulu. Keikhlasan untuk berkorban demi kemajuan dan kemandirian Muhammadiyah melalui amal jariah atau infak sudah cukup sulit.
Ia menegaskan, bagaimana dunia Islam bisa berkembang pesat dan Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia bisa melenggang dengan santai menuju arah kedamaian dan kemakmuran kalau sikap masyarakat sendiri sudah menjauh dari sifat keikhlasan dan kerelaan untuk berinfak.
"Bagaimana Muhammadiyah, khususnya, dan bangsa Indonesia, umumnya, bisa melangkah maju kalau sifat ikhlas dan rela sudah menjauh dari kita. Padahal, ada beberapa kalangan yang sengaja dipasang pihak luar untuk meredam kekuatan Islam agar tidak sampai berkembang pesat dan maju," katanya.
Sumber : Kompas.com (klik sini)
0 komentar: