Erica Goldson
“Saya lulus. Seharusnya saya
menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya
adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak
bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman
saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam
melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti
sistem yang ada.
Di sini saya berdiri, dan seharusnya
bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan
pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang akan datang kepada saya,
setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya
telah sanggup bekerja.
Tetapi saya adalah seorang manusia,
seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang
yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung
dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak
terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di
saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat,
saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang
terhebat.
Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa
mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak
pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik,
saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya
penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas
menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang
akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah
saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?
Saya tidak tahu apa yang saya inginkan
dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah
sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap
subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang
saya mulai ketakutan…”
***
Pidato Erica Goldson, pelajar di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010.
Sumber tulisan : diambil disebuah portal internet
0 komentar: