Kehidupan di Pedesaan Finlandia
Oleh : Rijal Ramdani (Pegiat MIM Indigenous School)
Selama
Dua hari, saya menginap di perkampungan Finland, tepatnya di Kolli, sangat
Timur sekali, hampir berbatasan dengan Republic of Karelia, Russia. Kurang
lebih 100 km dari kampus saya. Rumah yang saya tempati hanya satu-satunya,
berada di tengah hutan sebuah taman National. Rumah
yang saya tempati ini, ditinggali oleh sepasang suami istri yang masih muda.
Keduanya mendedikasian diri dengan hidup di hutan, kembali kepada alam.
Photo-photo yang saya upload menggambarkan aktivitas keseharian dan lingkungan
di sekitar mereka.
Photo
pertama, photo rumah view dari belakang, warna merah, semuanya terbuat dari
kayu, tidak ada bahan semen sama-sekali. Sangat kuat, menggunakan kayu
gelondongan. Ini tipikal rumah di Nordic, tebal sekali, disesuaikan dengan
kebutuhan saat musim dingin tiba. Ada juga corong perapian di atasnya, biasa
digunakan di musim dingin secara tradisional dengan membakar kayu di dalam
rumah.
Photo
kedua, si pasangan suami istri sedang bekerja di kebun samping rumah, menanam
kentang. Saya ngobrol, kata mereka dari satu butir kentang yang ditanam jadinya
menjadi lima butir, dalam waktu Dua bulan sudah dipanen. Hasil panen cukup
untuk mereka makan dalam beberapa bulan.
Photo
ketiga, pagi-pagi sekali. Si istri ngasih makan ayam juga menaro air untuk
minum ayam-ayam itu. Ini ayam kampung, bukan ayam broiler, di photo selanjutnya
di album ini, pembaca juga akan melihat telor yang dipanen setiap pagi oleh si
istri. Saya tanya si istri, apakah ayam-ayam itu untuk dikonsumsi, dia bilang
"Tidak, kami sudah menganggap mereka sebagai keluarga. Jadi kami hanya
makan telornya" kata dia. Saya tanya lagi, "Kenapa ayamnya nggak
dibiarkan maen aja? Kan kasihan kalau terus seharian di kandang?" Si istri
menjawab "Ya, kami melepasnya saat tanaman-tanaman sayuran kami sudah
besar. Karena ayam suka makan tanaman-tanaman yang baru ditanam".
Photo
ketiga, adalah sapi-sapi nordic peliharaan mereka. Jumlahnya ada tujuh.
Imut-imut sekali. Sapi nordic ini termasuk binatang langka. Mereka tidak mengambil
dagingnya, tapi mengambil susunya untuk diminum. Kotorannya dipakai untuk pupuk
tanaman.
Dan
photo keempat, anjing mereka, di pintu masuk rumah bagian belakang. Namanya
Kattie. Di masyarakat Finland, anjing memiliki kedudukan yang spesial. Saat
saya tanya "What is his name?" Mereka menjawab "No no, no his,
but her name?" Jadi harus hati-hati, jenis kelamin anjing tidak boleh
salah. Anjing ini baik sekali, tinggal di dalam rumah, tidur dikamar bersama
suami istri itu. Dia akan menggonggong kalau ada pendaki gunung yang lewat.
Photo-photo
selanjutnya adalah photo tanaman-tanaman sayuran yang mereka tanam baik di luar
maupun di dalam rumah kaca plastik. Rumah kaca plastik, mungkin untuk tanaman
di musing dingin. Jenis-jenis sayuran yang ditanam, ada seledri, pakcau,
terung, labu, tomat, dll. Ada juga perkakas untuk angkut tanah. Banyak perkakas
lain, tapi saya photo satu aja. Perkakas lain misalkan mesin pemotong rumput,
dll.
Pasangan
suami istri ini juga menyukai bunga yang ditaro di depan rumah, digantung, atau
di pot-pot di depan rumahnya. Di sekeliling rumah mereka juga banyak sekali
bunga liar. Saat di pagi hari bangun tidur, saya nongkrong sama professor saya
di depan rumah, si istri keluar, dan memetik bunga-bunga liar itu. Saya tanya
professor saya, ternyata bunga-bunga liar hutan itu, dan bahkan rumput-rumput
hutan, menjadi rempah untuk bikin sup, kue, roti, dan salad. Saya pun
memetiknya dan mencoba memakan bunga-bunga liar dan rumuput-rumput liar itu.
Photo
selanjutnya jemuran, tempat di mana si suami istri dan juga saya, menjemur
pakaian, saya jemur handuk. Bangunan di sampingnya adalah gudang penyimpanan
alat-alat dan barang-barang. Tapi di atasnya ada dua kamar yang bisa ditiduri.
Professor saya, tidur di salah satu kamar itu, kata dia ingin saat bangun
mendengarkan bunyi sahutan burung hutan, yang memang burungnya banyak sekali.
Sementara
photo berikutnya, bangunan kecil warna merah adalah WC, toilet. Ini special.
Saya menggunakannya juga. Toiletnya nggak ada air. Cebok pake tissue, nyiram
tinja atau urin pakai tanah dan serbuk gergaji. Tinja dan urin ditampung di
thank besar. Walau keringan, tapi sama sekali tidak bau, wangi. Karena
penasaran saya nanya ke si Istri. Kata dia tidak bahu karena disiram tanah dan
serbuk kayu itu. "Why you do not use water?" Tanya saya lagi. Si
istri menjawab, air tidak ramah, boros, setiap pijit water toilet, maka 8
litter terbuang cuma-cuma, belum untuk cebok katanya. Kata dia, suaminya lah
yang mengelola tinja-tinja itu, saat thank nya sudah penuh.
Dua
photo berikutnya adalah photo sauna traditional dengan menggunakan kayu bakar.
Saya sauna satu kali, rame-rame sama temen-temen cowo. Giliran saunanya setelah
group temen-temen perempuan. Dan saya baru tahu, ternyata sauna di Finland
bener-bener naked. Saya sendiri yang tidak naked, pake celana pendek, celana
renang. Setahu saya walau sama-sama cowo ada batasan aurat juga. Biasanya di
apartemen saya sauna sendiri. Tentunya juga, saat sauna dengan mereka saya
minum teh, tidak minum bir seperti temen-temen yg lain. Oh ya di rumah ini
nggak ada shower room, mandinya hanya sauna. Jadi nggak bisa mandi.
Photo
berikutnya, kamar tempat saya dan teman-teman nginep di lantai 2 rumah ini. Ada
juga ruang setrika, perpustakaan kecil dan pemandangan dari kaca jendela kamar.
Oh ya, karena ini musim panas, di Finland saat ini sama sekali tidak ada gelap
selama 24 jam. Terang benderang, jam 11 malam - jam 1.30 am, agak samar-samar
tetep aja terang. Jadi ya seru, harus tutup jendela. Jam 2.30 am saya shalat
subuh, itu kesiangan, karena jadwalnya jam 1.50 am. Temen saya dari Colombia
heran, nanya "Loe tadi ngapain jungkak-jongkok, jungkak-jongkok? Tanya dia
saat jalan-jalan pagi. "I did prayer. I do it five times a day" Jawab
saya, dia pun angguk-angguk.
Terakhir
photo danau dari puncak ketinggian bukit Kolli taman nasional. Danaunya indah
sekali banyak pulau-pulau kecil di tengahnya. Sementara photo-photo makanan itu
adalah makanan-makanan yang saya makan selama nginep yang dipasak pasangan
suami istri itu. Semuanya vegetarian, tentunya tidak ada nasi, orang Finland
jarang sekali makan nasi, makanan utama roti dan kentang.
North
Karelia, 14 Juni 2019
Repost dari akun Facebook Rijal Ramdani (klik)
Read more...