Diposting oleh http://mimindigenous.blogspot.com/ | 0 komentar

Kehidupan di Pedesaan Finlandia


Oleh : Rijal Ramdani (Pegiat MIM Indigenous School)

Selama Dua hari, saya menginap di perkampungan Finland, tepatnya di Kolli, sangat Timur sekali, hampir berbatasan dengan Republic of Karelia, Russia. Kurang lebih 100 km dari kampus saya. Rumah yang saya tempati hanya satu-satunya, berada di tengah hutan sebuah taman National. Rumah yang saya tempati ini, ditinggali oleh sepasang suami istri yang masih muda. Keduanya mendedikasian diri dengan hidup di hutan, kembali kepada alam. Photo-photo yang saya upload menggambarkan aktivitas keseharian dan lingkungan di sekitar mereka.

Photo pertama, photo rumah view dari belakang, warna merah, semuanya terbuat dari kayu, tidak ada bahan semen sama-sekali. Sangat kuat, menggunakan kayu gelondongan. Ini tipikal rumah di Nordic, tebal sekali, disesuaikan dengan kebutuhan saat musim dingin tiba. Ada juga corong perapian di atasnya, biasa digunakan di musim dingin secara tradisional dengan membakar kayu di dalam rumah.

Photo kedua, si pasangan suami istri sedang bekerja di kebun samping rumah, menanam kentang. Saya ngobrol, kata mereka dari satu butir kentang yang ditanam jadinya menjadi lima butir, dalam waktu Dua bulan sudah dipanen. Hasil panen cukup untuk mereka makan dalam beberapa bulan.

Photo ketiga, pagi-pagi sekali. Si istri ngasih makan ayam juga menaro air untuk minum ayam-ayam itu. Ini ayam kampung, bukan ayam broiler, di photo selanjutnya di album ini, pembaca juga akan melihat telor yang dipanen setiap pagi oleh si istri. Saya tanya si istri, apakah ayam-ayam itu untuk dikonsumsi, dia bilang "Tidak, kami sudah menganggap mereka sebagai keluarga. Jadi kami hanya makan telornya" kata dia. Saya tanya lagi, "Kenapa ayamnya nggak dibiarkan maen aja? Kan kasihan kalau terus seharian di kandang?" Si istri menjawab "Ya, kami melepasnya saat tanaman-tanaman sayuran kami sudah besar. Karena ayam suka makan tanaman-tanaman yang baru ditanam".

Photo ketiga, adalah sapi-sapi nordic peliharaan mereka. Jumlahnya ada tujuh. Imut-imut sekali. Sapi nordic ini termasuk binatang langka. Mereka tidak mengambil dagingnya, tapi mengambil susunya untuk diminum. Kotorannya dipakai untuk pupuk tanaman.

Dan photo keempat, anjing mereka, di pintu masuk rumah bagian belakang. Namanya Kattie. Di masyarakat Finland, anjing memiliki kedudukan yang spesial. Saat saya tanya "What is his name?" Mereka menjawab "No no, no his, but her name?" Jadi harus hati-hati, jenis kelamin anjing tidak boleh salah. Anjing ini baik sekali, tinggal di dalam rumah, tidur dikamar bersama suami istri itu. Dia akan menggonggong kalau ada pendaki gunung yang lewat.

Photo-photo selanjutnya adalah photo tanaman-tanaman sayuran yang mereka tanam baik di luar maupun di dalam rumah kaca plastik. Rumah kaca plastik, mungkin untuk tanaman di musing dingin. Jenis-jenis sayuran yang ditanam, ada seledri, pakcau, terung, labu, tomat, dll. Ada juga perkakas untuk angkut tanah. Banyak perkakas lain, tapi saya photo satu aja. Perkakas lain misalkan mesin pemotong rumput, dll.

Pasangan suami istri ini juga menyukai bunga yang ditaro di depan rumah, digantung, atau di pot-pot di depan rumahnya. Di sekeliling rumah mereka juga banyak sekali bunga liar. Saat di pagi hari bangun tidur, saya nongkrong sama professor saya di depan rumah, si istri keluar, dan memetik bunga-bunga liar itu. Saya tanya professor saya, ternyata bunga-bunga liar hutan itu, dan bahkan rumput-rumput hutan, menjadi rempah untuk bikin sup, kue, roti, dan salad. Saya pun memetiknya dan mencoba memakan bunga-bunga liar dan rumuput-rumput liar itu.

Photo selanjutnya jemuran, tempat di mana si suami istri dan juga saya, menjemur pakaian, saya jemur handuk. Bangunan di sampingnya adalah gudang penyimpanan alat-alat dan barang-barang. Tapi di atasnya ada dua kamar yang bisa ditiduri. Professor saya, tidur di salah satu kamar itu, kata dia ingin saat bangun mendengarkan bunyi sahutan burung hutan, yang memang burungnya banyak sekali.

Sementara photo berikutnya, bangunan kecil warna merah adalah WC, toilet. Ini special. Saya menggunakannya juga. Toiletnya nggak ada air. Cebok pake tissue, nyiram tinja atau urin pakai tanah dan serbuk gergaji. Tinja dan urin ditampung di thank besar. Walau keringan, tapi sama sekali tidak bau, wangi. Karena penasaran saya nanya ke si Istri. Kata dia tidak bahu karena disiram tanah dan serbuk kayu itu. "Why you do not use water?" Tanya saya lagi. Si istri menjawab, air tidak ramah, boros, setiap pijit water toilet, maka 8 litter terbuang cuma-cuma, belum untuk cebok katanya. Kata dia, suaminya lah yang mengelola tinja-tinja itu, saat thank nya sudah penuh.

Dua photo berikutnya adalah photo sauna traditional dengan menggunakan kayu bakar. Saya sauna satu kali, rame-rame sama temen-temen cowo. Giliran saunanya setelah group temen-temen perempuan. Dan saya baru tahu, ternyata sauna di Finland bener-bener naked. Saya sendiri yang tidak naked, pake celana pendek, celana renang. Setahu saya walau sama-sama cowo ada batasan aurat juga. Biasanya di apartemen saya sauna sendiri. Tentunya juga, saat sauna dengan mereka saya minum teh, tidak minum bir seperti temen-temen yg lain. Oh ya di rumah ini nggak ada shower room, mandinya hanya sauna. Jadi nggak bisa mandi.

Photo berikutnya, kamar tempat saya dan teman-teman nginep di lantai 2 rumah ini. Ada juga ruang setrika, perpustakaan kecil dan pemandangan dari kaca jendela kamar. Oh ya, karena ini musim panas, di Finland saat ini sama sekali tidak ada gelap selama 24 jam. Terang benderang, jam 11 malam - jam 1.30 am, agak samar-samar tetep aja terang. Jadi ya seru, harus tutup jendela. Jam 2.30 am saya shalat subuh, itu kesiangan, karena jadwalnya jam 1.50 am. Temen saya dari Colombia heran, nanya "Loe tadi ngapain jungkak-jongkok, jungkak-jongkok? Tanya dia saat jalan-jalan pagi. "I did prayer. I do it five times a day" Jawab saya, dia pun angguk-angguk.

Terakhir photo danau dari puncak ketinggian bukit Kolli taman nasional. Danaunya indah sekali banyak pulau-pulau kecil di tengahnya. Sementara photo-photo makanan itu adalah makanan-makanan yang saya makan selama nginep yang dipasak pasangan suami istri itu. Semuanya vegetarian, tentunya tidak ada nasi, orang Finland jarang sekali makan nasi, makanan utama roti dan kentang.

North Karelia, 14 Juni 2019

Repost dari akun Facebook Rijal Ramdani (klik)




0 komentar: