Diposting oleh http://mimindigenous.blogspot.com/ | 0 komentar

Kuasa Simbol

Judul                     : Pierre Boudieu Menyingkap Kuasa Simbol
Penulis                  : Fauzi Fashri
Hal                       : xxiv+216 hlm; 14 x 21 cm
Penerbit                : Jalasutra
Tahun                   : 2014


Memahami dunia seorang pemikir memang bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih lagi memahami mengapa seorang pemikir akhirnya menghasilkan sebuah karya yang menjadi manifestasi kondisi kemanusiaannya kala itu. Seorang pemikir, dalam berproses menghadirkan sebuah karya pastilah tidak bisa terlepas dari proyeksi kehidupan pemikir itu. Meskipun dalam kondisi psikologis yang stabil, materi karya yang ditemukan maupun dimunculkan secara historis adalah hasil dari proyeksi kehidupannya tersebut. Sebuah ide mungkin bisa muncul tiba-tiba. Akan tetapi ketika ia mulai digabungkan dengan pelbagai unsur tambahan lain, maka ia akan menjelma menjadi wujud lain pemikir tersebut. Material sebaru apapun, tidak akan bisa terlepas dari historis pemikirnya.

Buku ini merupakan edisi revisi dari cetakan pertama yang berjudul “Penyingkapan Kuasa Simbol: Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre Bourdieu.” Bourdieu merupakan pemikir sekaligus pelaku yang tak sekadar menjahit teks-teks teoretik, tapi juga menautkannya dalam aktivisme kehidupan.Memahami Bourdieu ibarat proses dialog antara penulis dengan diri Bourdieu maupun dengan ‘the Other’ yang dimengerti dalam arti luas baik latar kebudayaan, lintasan sejarah, dan lingkungan yang berada di sekelilingnya. Hal ini karena karya-karya Bourdieu cukup rumit, maka riskan salah tafsir terhadap pemikirannya. Upaya membaca oeuvre ini perlu dibarengi dengan sikap hati-hati—kehati-hatian yang sama dengan yang diterapkan Bourdieu dalam tulisan-tulisannya. 
Penerbitan buku ini tidak bisa dilepaskan dari bantuan banyak pihak yang telah ikut memberikan sumbangan berharga baik dalam proses maupun penyelesaiannya. Ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Achmad Fedyani Saifuddin yang telah menyempatkan waktu—di tengah kesibukannya—untuk menggoreskan kata pengantar yang refleksif dan mumpuni.

Ucapan terima kasih juga terarah kepada keluarga besar IMM Cabang AR. Fakhrudin Kota Yogyakarta, rekan-rekan aktivis lintas gerakan pada masa penulis terlibat menjadi aktivis pergerakan. Tak luput ucapan terima kasih penulis kepada sahabat-sahabat di Laskardust Community yang telah menanamkan ornamen persahabatan hingga sekarang: Bapak Husni Amriyanto—sesepuh Laskardust, Agung Gallery Pesta, Iyan Batam, Bowo, Udin, Rizal, Ipoel, Hendra Catsasul, Adinda Andre, David, Fuad, Miko, Patra, Samas, Pakar, dan Fajlurrahman Jurdi. Serta lewat dorongan menggebu-gebu dan bantuan dari Adinda Faisal, karya ini bisa hadir kembali. Penulis turut mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada beberapa lembaga dan forum yang telah berperan dalam merangsang intellectual exercise penulis: Maarif Institute, USC Satu Nama, MIM Indigeneous School, Civil Islamic Institute, Juxtapose, dan Republik Intitute. Kepada penerbit Jalasutra, terima kasih telah berkenan menerbitkan kembali karya ini.

Akhirul kalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih terdalam kepada kedua orang tua, Mak dan Bak yang telah mengorbankan separuh nafasnya bagi ananda. Kepada keluarga besar penulis; Kak Agus-Mba’ Ana, Yu’ Yanti-Kak Yusri, Kak Fajri-Teh Ani, Kak Zikri-Teh Dilla, Yu’ Rika-Mas Satria, terima kasih atas kehangatan kasih sayangnya selama ini. Kasih sayang tak terbatas ayah pada Ananda Zaim Arvin Kabir, buah hati yang menyegarkan jiwa penulis. Puncak segala syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah menuntun penulis lewat misteri cinta-Nya.[]

Tentang Penulis

Fauzi Fashri lahir di Pangkal Pinang, 17 September 1982. Menyelesaikan S-1 di Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sempat mengenyam pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dan pascasarjana Departemen Antropologi UI. Terkenal aktif berorganisasi dan menulis sejak bangku kuliah. Pernah menjabat Ketua Umum IMM Cabang AR. Fakhruddin Kota Yogyakarta (2004-2005) dan pada 2006 menduduki posisi Sekretaris Umum DPD IMM DIY. Pernah berkecimpung di lembaga Maarif Institute dan Civil Islamic Institute serta menjadi pendiri lahirnya MIMIndigeneous School dan inisiator berdirinya Laskardust Institute. Tercatat sebagai Ketua Badan Pengkajian Strategis PP KAUMY Periode 2012-2015. Sekarang melanjutkan karier dalam bidang bisnis di PT. Bestindo Putra Mandiri—kontraktor di bidang Water and Waste Water Treatment. Untuk aktivitas intelektualnya, penulis terlibat sebagai Direktur Program Republik Institute.[]


0 komentar: