[Undangan] Diskusi Tematik
Sekulerisme sudah lama menjadi perbicangan serius oleh beberapa kalangan. Baik akademisi, aktivis sosial, Ulama, Santri dan lainnya. Sekulerisme menemukan momentumnya saat Norcholis Madjid memperkenal gagasan ini sejak pemerintahan orde baru. Sekalipun, jauh sebelumnya gagasan tentang sekulerisme juga sudah didengungkan oleh Ataturk di Turki. Yang kemudian membawa Turki dari sistem khilafah (baca: kesultanan) menjadi negara sekuler.
Dalam perkembangannya, gagasan sekuler ini pun dipandang sebuah penyakit kronik. Yang saban saat akan memuntahkan dampak yang cukup besar. Bagi kalangan umat islam yang menolak gagasan tentang sekulerisme berpendapat. Dalam gagasan sekuler terdapat adanya pemisahan agama dengan kehidupan sosial. Dimana dalam keduanya harus terpisah tanpa ada kaitan satu sama lain. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran islam. Sebab dalam pandangan mereka, ajaran islam merupakan yang integral, sejak zaman Adam sampai dengan Nabi Muhammad. Islam mengatur seluruh sistem kehidupan manusia seutuhnya dari lahir hingga mati.
Mereka yang mendukung gagasan sekulerisme, berpandangan harus ada pemisahan agama dan dimensi sosial. Dikarenakan, tidak jarang dalam struktur tatanan sosial atau kenegaraan. Agama cenderung dijadikan alasan untuk pelanggengan kekuasaan. Inti ajaran agama dikerdilkan oleh beragam kuasa simbol. Hingga menyebabkan perpecaha dan kekerasan antar sesama anak bangsa. Tetapi, yang patut digaris bawahi sekulerisme tidak memisahkan secara total antara agama dan kehidupan sosial. Melainkan memberikan batasan tertentu, sehingga tidak menyebabkan tafsir tunggal dan suasana anarki.
Belakangan terdapat terdapat beberapa kelompok ormas dan kelompok studi tertentu. Yang secara masif melakukan proganda perlawanan terhadap gagasan sekulerisme. Dengan melakukan program dan kegiatan terhadap beberapa kampus. Tujuannya desekulerisasi dengan melakukan "babat alas" gagasan sekulerisme, lewat asumsi dasar kamus lama worldview sekulerisme berakar dari gagasan barat yang ingin menghancurkan (islam) dari dalam. Sekalipun, yang menjadi target tersebut hanya orang-orang yang sepaham dengan kelompok ini. Intinya, kelompok tersebut ingin membangun embrio perkaderan dengan pola "dogmatis". Disisi lain, gagasan sekulerisme semakin berkembang menjadi resekulerisme. Yakni dengan mengedepankan pola yang lebih humanis tanpa adanya konfrontasi barat-timur (islam)
Untuk membincangkan ini secara lebih dalam, kami mengundang kawan-kawan dalam diskusi tematik MIM Indigenous School dengan tajuk "Sekulerisme, Desekulerisme dan Resekulerisme" dengan pemateri Saefullah Ghozali (Mahasiswa CRCS UGM). Pada hari Kamis, 26 September 2013 jam 19.00-selesai di Sekretariat MIM Indigenous School, Kwaron I Ngestiharjo Kasihan Yogyakarta
Mohon kehadirannya tepat waktu. Terima kasih.:)
0 komentar: